Judul Buku : Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali
Penulis : Helvy Tiana Rosa
Jumlah Halaman : 245
Penerbit : AsmaNadia Publishing House
Tahun Terbit : Juli 2011
Cerita pertama yang menjadi gong dalam
buku ini adalah “Ketika Mas Gagah Pergi” (KMGP), yang merupakan
peleburan cerpen KMGP yang dulu 15 halaman dengan cerpen “Lelaki Tak
Bernama”, sehingga kini menjadi sebuah novellet KMGP dengan panjang 64
halaman. Dulunya, pada 1993 KMGP dipublish
di majalah Annida dan diterbitkan dalam bentuk kumpulan cerpen oleh
Pustaka Annida pada 1997, hmm.. cukup lama juga ya ^^ Sementara saya
belum pernah membaca yang versi lama, jadi kini menjadi penikmat KMGP
versi novelletnya saja.
Tokoh-tokoh yang menonjol dalam cerita
ini adalah Mas Gagah, Gita, Nadia Hayuningtyas, dan lelaki berkemeja
kotak-kotak yang ternyata bernama Yudisthira.
Mas Gagah diceritakan sebagai kakak yang
baik, supel, menyenangkan, cerdas, mandiri, juga ganteng. Menjadi model
majalah, senpai karate, dan suka musik rock. Awal dari cerita ini adalah
tentang berubah drastisnya Mas Gagah yang jadi semakin alim, shalat
tepat waktu, berjama’ah di masjid, menjaga pandangan, pokoknya makin
cinta dengan Islam, makin dekat dengan Allah dan Rasul-Nya. Si Gita pun
heran bukan main terhadap perubahan drastis tersebut. Ada apa
sebenarnya? Tokoh Mas Gagah bisa jadi inspirasi pagi pemuda muslim.
Tentang semangatnya, kepeduliannya, juga cara penyampaiannya yang penuh
cinta dari hati. Tokoh ini diceritakan meninggal, sampai saya rasanya
ikut nangis kehilangan T_T
Tentang Nadia Hayuningtyas, saya paling
suka pas bagian, 8 alasan kenapa dia berjilbab. Ringkasnya, alasan
pertama karena merupakan perintah Allah dalam Surat Al-Ahzab ayat 59 dan
An-Nur ayat 31. Kedua, karena jilbab merupakan identitas untuk dikenali
sebagai seorang muslimah, ketiga karena lebih aman dari gangguan.
Keempat, seorang muslimah akan lebih merdeka dalam arti sebenarnya.
Kelima, dengan berjilbab seorang muslimah tidak akan dinilai dari ukuran
fisiknya, melainkan dari karya, kecerdasan, dan kebaikan hatinya
. Keenam, dengan berjilbab, maka kontrol ada di tangan perempuan, bukan
lelaki. Perempuan itu berhak menentukan pria mana yang berhak dan tidak
berhak melihatnya. Ketujuh, dengan berjilbab pada dasarnya wanita telah
melakukan seleksi terhadap calon suaminya, orang yang tidak punya dasar
agama yang kuat tentu enggan melamar gadis berjilbab, bukan? Yang
terakhir, berjilbab tak pernah menghalangi muslimah untuk maju dalam
kebaikan. ^__^

Gita yang semula tomboy pun diceritakan
berubah menjadi muslimah yang berusaha menjadi lebih baik. Mas Gagah dan
tokoh lelaki berkemeja kotak-kotak menjadi inspiratornya untuk terus
semangat belajar Islam. Siapakah sosok lelaki tersebut, yang bisa
menyampaikan tausiyah di mana pun ia bertemu, baik di bus, kereta,
restoran, panti-panti, dsb. Di antara tausiyahnya adalah, “Jadi musibah
bisa jadi adalah ujian dari Allah atas keimanan kita. Di dalam hadits
dikatakan bahwa bila ada seseorang yang kena musibah, walau hanya
tertusuk oleh duri, niscaya dosanya akan dikurangi oleh Allah.”
Finally, KMGP sip abis! Ingat Islam itu indah… Islam itu cinta…
Selain cerita KMGP, dalam buku ini
terdapat 14 cerpen unik yang lain. Yang bisa membuat merinding, tertawa,
juga menangis.. Kalau diminta memilih mana yang jadi favorit, mungkin
di antaranya adalah Lelaki Berhati Cahaya, Pattimura, dan Rumondang,
dan… dan… wah, baca sendiri aja ya, teman-teman. Dijamin gak rugii.. ^^v
Tidak ada komentar:
Posting Komentar